Posted by rampak naong - -

Sang Waktu telah merontokkan kekuatan mereka dan membawanya ke musim ini.
Sang Musim telah mengantarkan daun-daun itu pada takdir purba yang telah tercatat bersama semesta.
Di hamparan tanah yang mulai sering basah karena embun dan rintik hujan,
 mereka sama sekali tampak tak resah.
 Sesekali ditiup angin yang agak kencang, di sana mereka menunggu lebur untuk pulang ke rumah asal
 [M. Mushthafa, Daun-Daun yang Berpulang dalam 10 Bulan Pengalaman Eropa, hal. 41] 

Saya beruntung memperoleh dua buku gratis yang diberikan langsung penulisnya, M Mushthafa, seorang kompasianer yang lebih suka merawat blog pribadinya. Semua tulisan dalam dua buku ini merupakan hasil ngeblog yang ditekuninya sejak menjadi mahasiswa hingga sekarang.

Buku pertama mengisahkan tentang pengalamannya selama menempuh S2 di Belanda dan Norwegia, sehabis menamatkan kuliah filsafatnya di UGM.  Buku yang ia beri judul, 10 Bulan Pengalaman Eropa, Utrecht University, Belanda-NTNU, Norwegia (2009-2010), berisi sekitar 21 tulisan. Dicetak tipis dengan 106 halaman.

Buku kedua, Membangun Peradaban Melalui Pendidikan, adalah kumpulan tulisannya di blog dan beberapa media nasional seperti Kompas, Koran Tempo, dan Jawa Pos. Buku yang kedua sangat tebal, berisi 34 tulisan dan esai, dengan 250 halaman.

Dua buku ini semuanya terbit di tahun 2012.  Buku ini dicetak secara self publishing. Yang menarik semua pekerjaan penerbitan buku ini sejak tata letak, rancang sampul dan foto (kecuali foto sampul 10 Pengalaman Eropa), semua dilakukannya sendiri. Tentu saja juga dipasarkan sendiri.

Semasa Mahasiswa di UGM, M. Mushthafa memang dikenal sebagai penulis. Tulisannya menyebar di hampir semua media nasional, bahkan juga di beberapa jurnal. Ia juga dikenal reviewer buku yang handal. Ia pernah terpilih sebagai peresensi terbaik oleh penerbit Mizan.

Membaca tulisannya, terutama buku 10 bulan pengalaman Eropa, terasa nikmat. saya seperti terlibat dalam pengalaman penulisnya. Di tulis dengan gaya ngeblog, tetapi tanpa mengurangi kedalaman subtansinya. Ia memang piawai membangun ide, memainkan bahasa, memilih kata, membingkai paragrap, menjaga alur dan yang tak kalah penting tulisannya selalu membangkitkan inspirasi.  

Salah satu tulisannya, Ayah, Apakah Kau Masih Bisa Memimpin Pembacaan Shalawat di Perayaan Maulid Tahun Ini?, benar-benar menyentuh. Tulisan ini berkisah tentang kerinduan anak  perantauan kepada Ayah tercintanya yang sedang sakit stroke ringan. Kerinduan datang justru di momen perayaan Maulid Nabi Muhammad, dimana suara merdu ayahnya mengundang rasa rindunya. Idenya sederhana. Tetapi di tangan Musthafa terasa memikat.

Karena kepiawaiannya membangkitkan inspirasi inilah, buku pengalaman belajar di Eropa “dibeli” IGI (Ikatan Guru Indonesia) dalam jumlah banyak dan akan dibagikan ke sekolah secara gratis. Terus buku kedua yang merupakan kumpulan tulisan tentang pendidikan menarik penerbit besar di Yogya untuk diterbitkan ulang. Judulnya pun berubah yang tadinya Membangun Peradaban Melalu Pendidikan menjadi Pendidikan dalam Hempitan Google dan Bimbel.

Terbitnya dua buku M. Muhsthafa ini makin membuktikan bahwa ngeblog bukan pekerjaan sia-sia. Suatu hari, Insya Allah akan menuai keajaibannya. Tentu tidak instant. Butuh keuletan dan kegigihan.

Cuma ketika ditanyakan, kapan tulisan hasil ngeblog saya diterbitkan saya mesem saja. Siapa yang mau nerbitin ya? Kalau self publishing siapa yang mau beli? Tetapi pertanyaan itu, cukup bagi saya untuk terus belajar dan konsisten menulis.

Selamat untuk M Musthafa. Terimakasih bukunya.

Matorsalangkong
Pulau Garam | 2 Januari 2013