Posted by rampak naong - -

Dibombardirnya tersangka pelaku terorisme di Semanggi-Ciputat beberapa hari yang lalu juga telah memborbardir kesadaran sejarah saya. Semanggi bagi saya telah memberikan banyak hal. Bukan saja karena hampir 5 tahun saya tinggal di Semanggi. Tapi Semanggi telah menanamkan etos keilmuan dan etos belajar yang luar biasa. Hingga detik ini etos itu masih saya rasakan. Masih menggelora.

Saya tinggal di Semanggi sejak tahun 1992-1997. Tetapi momen bersejarah bagi hidup saya terutama pada tahun 1994. Saat itu setelah pulang dari Muktamar NU paling dramatis di Cipasung Tasikmalaya, kaum muda NU yang kuliah di IAIN (sekarang UIN) Ciputat membangun kelompok kajian bernama Piramida Circle. Dan sekretariat Piramida berada di sebuah rumah sederhana, milik orang betawi, di jalan Semanggi II. Meski berada di jalan Semanggi II, akses ke Piramida sebenarnya lebih mudah dari jalan Semanggi I.



Kelahiran Piramida Circle di Ciputat pada waktu itu tidak bisa dilepaskan dari spirit yang ditimba dari arena muktamar NU Cipasung. Gus Dur sebagai ikon-nya. Kemenangan Gus Dur sebagai ketua PBNU yang kedua kalinya meski telah dibombardir dan di kepung dari seluruh arah oleh Orde Baru, telah melahirkan opstimisme di tengah dominasi dan otoritarianisme negara. Dan itu disuarakan justru oleh NU, organisasi sosial-keagamaan yang dipandang sebelah mata oleh penganut Islam modernis. Barangkali tidak salah jika banyak pengamat berpendapat, hanya NU yang bisa keluar dari dominasi dan kooptasi negara waktu itu. Dan tradisi, yang di NU masih diapresiasi, menurut saya adalah letak kekuatannya.

Kelahiran Piramida Circle juga karena kekuatan tradisi. Kira-kira kelahirannya merupakan jawaban terhadap wacana dominan di ciputat waktu itu, ISLAM RASIONAL. Islam Rasional menjadi madzhab resmi di ciputat dan IAIN sebagai agennya. Sejak gagasan ini digaungkan oleh Harun Nasution, sejak saat itu pula tradisi dipinggirkan. Maka wajar jika wacana ke-NU-an dengan segenap tradisinya sepi. Karena dianggap tidak rasional.

Piramida lahir. Menawarkan perspektif dan arah baru dalam kajian keagamaan dan kebudayaan. Menghadirkan tradisi. Tidak dalam artian mengawetkan. Tapi juga menafsir ulang, menegosiasikan ulang, mengapresiasi sekaligus mengkritiknya. Piramida muncul tepat di jantung pengusung Islam Rasional. Dan itu berawal dari sebuah rumah sederhana di Semanggi.

Dorr... Semanggi kena! Jika Semanggi sekarang menjadi sarang pelaku terorisme, mungkin karena roh dan cita-cita Piramida sudah mati. Atau mungkin UIN masih meminggirkan tradisi(?)