Saya di taq gambar menarik oleh kawan FB saya yang pecandu rokok berat. Sebuah gambar mengadopsi logo Nokia yang dipelesetkan habis. Kata NOKIA diganti SMOKIA. Sementara connecting people tetap dibiarkan di belakangnya. Dan di gambar tangan yang seperti hendak berbagi itu, diselipkan rokok dengan kepulan asapnya. Pas di bawah logo itu ada tulisan, “indahnya berbagi”.
Saya memaknai logo NOKIA yang diganti SMOKIA itu hanya sebuah plesetan. Main-main. Tidak serius. Mungkin bagi banyak orang juga tidak lucu. Tetapi plesetan kadang-kadang berimplikasi pada sesuatu yang malah sangat serius. Kira-kira menseriusi sesuatu dengan cara tidak serius.
Saya yakin logo plesetan itu dibuat ada kepentingan. Ada pesan yang hendak disampaikan. Setidaknya bagi kawan saya yang perokok itu ingin mengafirmasi bahwa rokok memang connecting people. Coba bayangkan, dua orang yang baru kenalan. Kebetulan satu perokok. Dengan tangkas dia akan menawarkan rokok pada lawan bicaranya yang baru ia kenal itu. Pembicaraan pun mengalir. Layaknya dua orang yang sudah lama kenal. Bukankah dua orang yang baru kenal semakin akrab, karena disatukan oleh kesamaan kepentingan?
Mungkin ada yang mengajukan pertanyaan, kalau tidak ada rokok, apakah dua orang yang baru kenal itu tidak bisa membangun keakraban? Jelas bisa. Ungkapan “SMOKIA: Conneting People” jangan diposisikan kayak kutub utara-kutub selatan. Artinya, ungkapan berbagi rokok tidak menghapus kemungkinan lain di luar rokok yang juga bisa membangun keakraban. Tetapi kalau sama-sama perokok, tentu keakrabannya akan semakin kuat.
Itulah penafsiran saya, kenapa kawan membuat plesetan logo nokia itu. Sebuah plesetan yang muncul justru di tengah kuatnya gerakan anti rokok. Ah SMOKIA; (benarkah) connecting people?
Posting Komentar