korong ketupat (dok pribadi) |
2-3 hari menjelang tellasan topa’ biasanya orang Madura sudah menyiapkan “korong” (bungkus ketupat). bahan korong ketupat ini diambil dari pohon siwalan (pohon gula merah). Korong yang dibuat dari “janur” pohon siwalan terasa lebih gagah ketimbang korong yang diuat dari janur pohon kelapa. Ini dikarenakan “janur” pohon siwalan lebih keras ketimbang janur pohon kelapa. Manfaat lain, ketupat yang dimasak dengan korong pohon siwalan terasa lebih nikmat karena wangi janurnya membekas. Hal ini kurang terasa jika korong yang digunakan mengambil janur pohon kelapa.
Jika dulu, korong ketupat dibuat sendiri. Hampir setiap anggota keluarga di suatu rumah bisa semua membuatnya. Termasuk anak-anak sudah memperoleh keterampilan membuat korong ketupat sejak usia dini. Kecuali saya, tetap saja hingga jadi bapak-bapak tidak bisa membuatnya.
Saat ini era instant. korong ketupat tinggal beli dipasar seperti yang dilakukan istri saya. di pasar menjelang lebaran ketupat sangat banyak pedagang yang menjual korong ketupat. memang terasa ada yang hilang. Jika dulu anggota keluarga bersama-sama membuat korong ketupat. bahkan juga dengan tetangga. Sungguh terasa akrab.
ketupat siap dimakan (dok pribadi) |
Pulangnya, mereka pasti dibawakan ketupat oleh istri tokoh masyarakat tadi. Ya semacam “tukeran ketupat”. Lebaran ketupat sepertinya memang lebaran para perempuan. Sementara bapak-bapak cukup makan di rumah.
Makna di balik Lebaran Ketupat
Tellasan topa’ bagi orang Madura memiliki makna mendalam. Tellasan topa’ adalah wujud dari jalinan silaturrahmi yang harus tetap dipelihara sehabis lebaran. Persis seperti koong topa’(bungkus ketupat) yang terjalin dengan indahnya, saling menelusup hingga membentuk jalinan yang rapi dan kuat.
Tentang perayaannya yang dilakukan satu minggu setelah idul fitri, hal ini sebagai penanda bahwa “silaturrahmi resmi hari raya” telah usai dan masyarakat bisa kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Karena biasanya selama satu mingggu setelah lebaran, orang Madura sementara “menghentikan” aktivitas sehari-harinya, karena waktu satu minggu itu memang disediakan untuk menghormat saudara, tetangga, sahabat yang hendak bersilaturrahmi.
Tetapi bukan berarti orang yang bersilaturrahmi setelah lebaran ketupat dilarang. Cuma silaturrahminya seperti silaturrahmi di hari biasa, karena “suasana” lebaran sudah hampir habis. Orang yang bersilaturrahmi sehabis lebaran ketupat biasanya dengan sedikit malu-malu akan bilang, “maaf, saya lambat bersilaturrahmi.”
Bagi orang yang nyawal (puasa sunnah selama 6 hari setelah lebaran), tellasan topa’ adalah lebaran kedua kalinya. Tellasan topa’ dirayakan juga untuk menghormati orang yang puasa sunnah setelah hari raya.
Berkumpul di Tempat Wisata
Sejak era 80-an, ada tradisi baru dalam perayaan tellasan topa’. Masyarakat urban dan anak-anak muda biasanya berkumpul di tempat-tempat wisata. Jika di sumenep, tempat wisata yang ramai dikunjungi adalah pantai lombang dan selopeng. Pengunjung tumpah ruah hingga ribuan orang.
pantai lombang (diunduh dari google) |
pantai salopeng (diunduh dari google) |
2 Responses so far.
dan sekarang, topa' (ketupat)nya sudah terbuat dari plastik
prihatin memang ..
tapi yang penting isi topaknya tidak diganti plastik
Posting Komentar