kompas.com |
Tuntas sudah. Tarian indah yang anda peragakan menakjubkan
Menyihir nasionalisme mendekat. Setelah lama hilang atau entah dihilangkan
Setiap kali kaki indah anda berlari . Mengejar harap dan mimpi
Berjibaku tanpa henti. Melesakkan gol harga diri bangsa dan nasionalisme
saya terpana. saya takjub. Tapi saya juga malu.
Karena saya hanya benalu yang menumpang di republik ini
Tak usah berduka garudaku. Kalah hanya soal cerita
Besok masih bisa kita merangkai yang lebih indah
Apapun hasilnya anda sudah berhasil merangkai epos
Mengaji makna. Mengeja N hingga E pada kata NasionalismE
Yang kadang para elit sudah lupa hurufnya. Apalagi maknanya
Tapi lihat kaki suporter merayap di Senayan
Melesatkan nasionalisme yang anda nyalakan
Kakek, bapak, ibu, remaja, anak-anak
Membentuk barisan semut merah
Berdesakan. Rela mengantri berjam-jam
Pingsan. Bahkan mati
Pernahkah anda berpikir, kenapa mereka mengalir seperti bah ke senayan?
Andalah yang mengajarinya garudaku
Andalah yang membuncahkan nasionalisme mereka
Andalah yang memulai. Mengajari kami mengeja nasionalisme kembali
Betul mereka kadang marah. Tapi bukan kepada Anda
Betul mereka kadang kecewa. Tapi juga bukan kepada Anda
Mereka marah pada elit. Mereka kecewa pada elit
Nasionalisme berhamburan dari mulut mereka
Ketika mereka ada maunya. Atau ketika kekuasaan mereka terancam
Tak semua. Tapi tak cuma satu
Ajari tobat mereka garudaku
Dengan tarian indah. Dengan bah nasionalisme dalam sepak bola
Suatu saat mereka akan malu. Gelombang nasionalisme justru mulai dari senayan
Bukan dari ruang istana. Bukan ruang dewan. Apalagi dari kantor PSSI
Hampir lupa. Hati-hati sama politis(as)i. Termasuk bos Anda
Menyihir nasionalisme mendekat. Setelah lama hilang atau entah dihilangkan
Setiap kali kaki indah anda berlari . Mengejar harap dan mimpi
Berjibaku tanpa henti. Melesakkan gol harga diri bangsa dan nasionalisme
saya terpana. saya takjub. Tapi saya juga malu.
Karena saya hanya benalu yang menumpang di republik ini
Tak usah berduka garudaku. Kalah hanya soal cerita
Besok masih bisa kita merangkai yang lebih indah
Apapun hasilnya anda sudah berhasil merangkai epos
Mengaji makna. Mengeja N hingga E pada kata NasionalismE
Yang kadang para elit sudah lupa hurufnya. Apalagi maknanya
Tapi lihat kaki suporter merayap di Senayan
Melesatkan nasionalisme yang anda nyalakan
Kakek, bapak, ibu, remaja, anak-anak
Membentuk barisan semut merah
Berdesakan. Rela mengantri berjam-jam
Pingsan. Bahkan mati
Pernahkah anda berpikir, kenapa mereka mengalir seperti bah ke senayan?
Andalah yang mengajarinya garudaku
Andalah yang membuncahkan nasionalisme mereka
Andalah yang memulai. Mengajari kami mengeja nasionalisme kembali
Betul mereka kadang marah. Tapi bukan kepada Anda
Betul mereka kadang kecewa. Tapi juga bukan kepada Anda
Mereka marah pada elit. Mereka kecewa pada elit
Nasionalisme berhamburan dari mulut mereka
Ketika mereka ada maunya. Atau ketika kekuasaan mereka terancam
Tak semua. Tapi tak cuma satu
Ajari tobat mereka garudaku
Dengan tarian indah. Dengan bah nasionalisme dalam sepak bola
Suatu saat mereka akan malu. Gelombang nasionalisme justru mulai dari senayan
Bukan dari ruang istana. Bukan ruang dewan. Apalagi dari kantor PSSI
Hampir lupa. Hati-hati sama politis(as)i. Termasuk bos Anda
2 Responses so far.
Iya, Mas. Sepertinya, dukungan masyarakat Indonesia pada timnas sangat hebat pada piala AFF tahun ini.
buktinya saya keh...ikut bikin-bikin puisi. he..he...jadi malu
Posting Komentar